Halo.
Gue posting ini cuma mau mengungkapkan beberapa keresahan gue sih. Kali ini mengenai kehidupan dan pandangan gue tentang proses-proses bertumbuh yang sedang dialami sama para millenials sekarang ini. Ya pastinya umur2 segini tuh udah mulai pada mikir gimana menata hidup masing2, dan bisa dibilang mature enough untuk cari duit sendiri.
Sebenarnya gue sering kayak sharing dan bertukar pikiran aja sama teman-teman sebaya gue (bytheway gue 23 mau ke 24 sekarang ini), simply kalau ketemu pasti kayak update cerita2 ttg kegiatan mereka skrg ngapain aja, lagi persiapin apa buat kedepannya, rencana married, ya seputaran itu sih. Kebanyakan juga curhat ternyata tuh setelah kuliah banyak hal yang musti dipikirin ya. Ternyata cari kerjaan tuh ga gampang, ternyata complicated bgt ketika udh hrs tanggung jawab atas pilihan hidup sendiri, banyak juga mimpi-mimpi yang mau gakmau kebuang gitu aja. Banyak pengen ini itu tapi juga banyak takut begini begitu.
Mostly sih, isi keluhan2 dan masalah yang hadir di hidup kita ya sama2 aja. Kalau mau ditarik satu line lurus (cieleh..diagonal jg gpp kok :p) kira2 beginilah hal2 yang selalu kita concern about,
1. Sucks about working life
Me too :( Haha.
I dont know jujur aja sejauh ini gue cukup skeptis sama dunia kerja. Mungkin aja gue emang belum menemukan pekerjaan atau perusahaan yang benar-benar cocok sama gue. Somehow, gue sering bgt merasa menjadi seperti kroco mumet yang sepertinya kurang dihargai kualitas dan effort kerjanya. Ga di treat dengan baik atau tidak mendapatkan akses fasilitas yang semestinya bisa gue dapatkan, sehingga gue ga punya rasa tertarik apalagi ownership atas perusahaan tersebut.
Terkadang, gue juga suka bingung deh banyak banget ya perusahaan-perusahaan yang manfaatin tenaga dan etos kerja nya anak-anak fresh graduate untuk sekedar mereka gaji seenak jidat, lembur capek-capek gak dibayar, atau lebih parahnya lagi manfaatin the power of 'internship', 'outsource-ing' or 'honorer'.
Atasan lu akan selalu bilang, gain your experience...jangan terlalu mikirin gaji atau posisi...carilah ilmu dan pengalaman sebanyak banyaknya...orang yang lebih loyal sama perusahaan akan lebih sukses dari yang pindah2 kayak kutu loncat. Tapi, Giliran kalau perusahaan lagi dalam keadaan terdesak, demi mengurangi pengeluaran perusahaan siapa yg pertama kali di basmi? ya anak2 fresh grad ini lah...and the boss or atasan lu? save their own ass. Ya walaupun gue blm pernah mengalami kejadian pahit ini sendiri, cuma udh kenyang bgt gue denger cerita2 tentang hal ini.
Kadang suka suudzon, apakah perusahaan2 tersebut itu mikirnya 'you work for me so i own you' gitu kali ya..
Belum lagi sulitnya menemukan sosok true leader not just bossman. Padahal gue selalu pengen, ditempat dimana gue bekerja tuh gue bisa look to someone as my rolemodel atau panutan gitu. Tapi kok ya, kelakuan boss2 ditempat gue bekerja tuh gajauh beda lah sama miniaturnya si boss chaos@work nya di mystupidboss. Atas semua hal itu, gue cuma bisa berkata dalam hati, gue gamau jadi manusia yang kayak gitu kalau suatu hari nanti gue punya bawahan/karyawan.
Memang terkesannya gue materil bgt ketika gue ngomongin give back/offering gaji di kalimat atas. Tapi sejujurnya deep down gue willing buat kerja dgn gaji standard atau cukup aja kok. Under leader yang benar2 bisa membuat gue kagum atas kepemimpinan dia, mau bekerja bersama tim, bukan cuma bisa pointing at someone aja kalau ada kesalahan. Or maybe, bisa memberikan gue ilmu juga pelajaran hidup yang bisa gue petik, yang guna gitu buat kehidupan selanjutnya...Kalau memang gue bisa menemukan leader seperti itu, gue mau kok bekerja dengan sepenuh hati.
Karena itulah...i decide to make my own path! Yiha Mangat oy!
(HAHA ANJRIT ini mah curhatan gue atuh ceunah).
2. Gatau apa sebenarnya passion mereka
Sounds cliche, eh?
"hariiiii gini masih mikirin passion?? cari kerja susah kaleeee..mau makan apa lo? makan tuh passion!" hem. Yayaya. Pasti ada aja yg komen kayak gitu ketika ngomongin ttg passion.
Pernah bosen mampus gak sih di kantor? sampe kalau ke kamar mandi atau solat dilama-lamain? gils, itu gue bgt sih...hahahaha. terus liat org kanan kiri lo, dalam hati bilang "i dont want to end up like him/her".
Menurut scientific fact, 67% orang di dunia ini gak bekerja sesuai dengan jurusannya, dan hampir 80% nya lagi gak ada passion atau ketertarikan sungguh2 di bidang itu (it means 80% penduduk di dunia ini harus menjalankan hidupnya dgn terpaksa dan kehilangan rasa semangatnya every single time.. even, harus dimulai dari ketika bangun tidur di pagi hari)
Sayang banget gak sih. Banyak potensi kebuang sia-sia. Banyak yang harus melakukan pekerjaan yang sebenarnya mereka gak suka, willing untuk bertahan supaya bills mereka bisa terbayar dan hidup mereka aman-aman aja. Aman bisa bayar ini itu, keluarga happy dan standar hidup gak harus dikurangi.
Banyak juga yang menganalogikan ini seperti semut2 pekerja sebagaimana orang2 tersebut bertahan hidup. Simbol akan mengesampingkan ke-egoisan, menikmati kebahagian kecil yang bukan terlahir dari pikiran sendiri, tapi juga pikiran orang-orang di sekeliling kita.
Ya, memang patut diapresiasi orang-orang yang bertahan dgn pekerjaan mereka karena memikirkan kehidupan lain yang harus mereka topang. Tapi, i really need to ask, emang sejak kapan hidup itu punya standar?
Actually, disini gue terkesan so sinistical bgt ya. But my point is, apasih hal yang buat kita bener-bener happy? happy, bahagia, senang, merasa fully antusias dan semangat itu emang subjektif sifatnya. Ukurannya sulit tercapai, karna seringnya kita cepet bosan dan bisa dgn mudah nya kehilangan minat. Latah, pengen ikut-ikut yang lagi hits, yang orang lain good at (padahal belum tentu kita bisa melakukannya dgn bagus juga). Tapi bertumbuhlah....hakikat mahluk hidup itu tumbuh dan berkembang kan?
Gak harus takut ngelakuin ini itu, memulai sesuatu yang baru. Dan disetiap yang baru, gak harus sacrificed something kok. Intinya sih, jangan pernah takut ikutin kata hati, kalau yakin ya lakuin aja...banyak dari kita tuh belum apa2 udh banyakan worried, mikirnya banyak bgt sampe keinginan2 yang ada di bucket list cuma jadi angan2 kosong belaka aja. Sayang bgt....
"Rasa bosan
membukakan jalan
mencari peran
bergeraklah
dari zona nyaman"
3. Kurang rasa syukur dan keberkahan hidup
Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"
ayat ini diulang sampai 31 kali.
berulang-ulang didengungkan untuk ngingetin manusia dan seluruh mahluk Allah untuk senantiasa bersyukur.
Untuk hal yang satu ini gue sering banget nangis karena ngerasa malu, kalau gue lagi feeling down.
seringnya banyak hal-hal kecil tanpa sadar tiap hari kita keluhin. Dari macet lah, pegel lah, duit cepet banget abis lah, pengen kayak si ini dan si itu lah. Banyak banget. Even di postingan gue sebelum2 nya isinya banyakan ngeluh.
Tapi bisa aja kan, ada jutaan orang diluar sana yang gak seberuntung kita dan mengharapkan bisa bertukar posisi sekali saja dengan kita, karena mereka hidupnya jauh lebih nelangsa daripada kita.
Salah satu yg bikin gue terenyuh bgt itu, jadi ada ceritanya tentang anak Hafidz Qur'an gitu. Jadi dia itu dari kecil udh dilahirkan cacat dan gabisa jalan bahkan kemana mana harus digendong, disuapin sama bapak dan ibunya. Orangtua nya juga tergolong kurang mampu, tinggal di rumah reot pinggir sawah, di kasurnya banyak tai tikus dan bekas2 kotoran hewan gitu setiap hari...
MasyaAllahnya, ini anak gak ngeluh, malah ngabisin waktu2 nya tiap hari buat ngaji..sampai bisa tamat dan menghafalkan Al-Qur'an. Pas bikin terenyuh bgt adalah, ketika dia bilang dia menghafal Al-Qur'an supaya bisa kasih mahkota dan baju bagus nanti di surga ke Ibunya. Karena mungkin cuma bisa kasih baju bagus & mahkota pada saat itu aja, krn mungkin kan di dunia gak kesampean kan....HUWAAAAAAAA.....
Malu gue.......gue hidup di dunia macam apa selama ini :( gak bersyukur. Bahkan ketika dengan free nya gue banyak diberi kecukupan oleh Allah...Gue bahkan shalat aja bolong2 mulu :((
Karna itu, gue fikir iman memang harus diperlukan banget untuk tiap insan. Kalau gak, lo bisa gitu aja lost di dunia yang cuman kayak fatamorgana kayak gini. Dimana hal-hal berbau materi bener2 di-gilai dan dijunjung tinggi.
Dengan yakin dan percaya simply akan ngingetin diri sendiri kalau everything will past, dan dunia cuma tempat tinggal sementara. So nothing to loose..tapi bukan berarti acuh sama semua hal yg berbau dunia. Jadi bukan antipati sama hal2 materil, tapi mungkin jadi lebih wise dan hidup dengan semampu nya kita gausah kayak ekspektasi tinggi mulu.
Dengan yakin dan percaya simply akan ngingetin diri sendiri kalau everything will past, dan dunia cuma tempat tinggal sementara. So nothing to loose..tapi bukan berarti acuh sama semua hal yg berbau dunia. Jadi bukan antipati sama hal2 materil, tapi mungkin jadi lebih wise dan hidup dengan semampu nya kita gausah kayak ekspektasi tinggi mulu.
4. Too much drama and Cant control sosmed-lifestyle
Social media are not real life. Siapun orang yang terlalu into sama sosmed, pasti ujung-ujungnya bakalan drama sendiri. Entah itu hal2 gakpenting yg diciptakan sama dia sendiri, atau warga net nya yg terlalu heboh nanggepin. Agak gusar ketika campaign2 bagus atau aksi sosial yang sejatinya sangat amat guna, kalah viral sama postingannya awkarin-rachelvenya-anyageraldine or whatevs selebgram ga penting itu..
Yang sejatinya cuman bikin anak remaja sekarang pada banyakan ngimpi & melihat gaya hidup para selebgram itu sebagai something-goals yg mereka pengen jadiin ukuran atau standarisasi gaul jaman sekarang. Doyan dugem, minum, di-tatto, liburan brg pacar ke Bali or luar negeri dgn bangga memperlihatkan kiss kiss bang bang depan pemirsa sekalian, ngadoin pacar mobil mewvah, pesta ala-ala princess dgn budget waow (Pffffft cant talk about this shit.males bgt sih asli)
Yang sejatinya cuman bikin anak remaja sekarang pada banyakan ngimpi & melihat gaya hidup para selebgram itu sebagai something-goals yg mereka pengen jadiin ukuran atau standarisasi gaul jaman sekarang. Doyan dugem, minum, di-tatto, liburan brg pacar ke Bali or luar negeri dgn bangga memperlihatkan kiss kiss bang bang depan pemirsa sekalian, ngadoin pacar mobil mewvah, pesta ala-ala princess dgn budget waow (Pffffft cant talk about this shit.males bgt sih asli)
Dan gatau penyakit ini menularnya gimana...gue sih ngeliatnya, memang sekarang ini sudah terjadi deviasi norma dan kemasyarakatan...yang bukan hanya bergeser, tapi juga melahirkan aspek-aspek toleransi yang sebenernya gak perlu! (kayak contoh legitnya, LGBT or transgender tuh skrg udh dianggep biasa, showing your boobs/your curvy body on ig-photos consider as sexy and badass girl padahal bisa buat cowo diluar sana yg liat jadi sange, dan gue benci bgt sama prank2 jahat yang banyakan bukannya lucu malah jatohnya insulting org gitu)
Gak cuma itu sih, sosmed kebanyakan bisa bikin stress sendiri. Terlalu banyak ngeliatin kehidupan orang di media tuh bikin banyak penyakit hati. Iri iya, dengki apalagi, nyinyir udah pasti, tapi ujung-ujungnya pasti BM dan maksain diri pengen bisa pamer tandingan di postingan selanjutnya. Padahal gue mah yakin, gak mungkin seperfect dan sebahagia itu di kehidupan aslinya.
Tapi gak melulu sosial media banyak hal negatif nya..gue masih banyak juga melihat orang2 yg punya tujuan baik dan jelas, cermat, gak neko-neko dalam menggunakan sosial media ini.
Ya semoga aja orang-orang waras makin banyak dan makin sadar. Semoga aja deviasi ini mengarahnya ke dampak positif sosial yang nantinya lebih bisa menampilkan banyak anak2 muda inovatif, kreatif dan masih mau berbagi hal mengenai ilmu juga wawasan.
Semoga aja pergeseran ini cuma bersifat sementara/digandrungi pada saat ini aja ..dan gak dilakukan secara kumulatif lagi kedepannya..making stupid people famous, gampang bgt nge-labelin org sbg influencer, ngebuat hal2 ga penting bisa gone viral...ya toh buat apa kita being social active just on the media tapi punya individualitas ekstrim di kehidupan nyata, yagak?
Semoga aja pergeseran ini cuma bersifat sementara/digandrungi pada saat ini aja ..dan gak dilakukan secara kumulatif lagi kedepannya..making stupid people famous, gampang bgt nge-labelin org sbg influencer, ngebuat hal2 ga penting bisa gone viral...ya toh buat apa kita being social active just on the media tapi punya individualitas ekstrim di kehidupan nyata, yagak?
hehehehe udah ah cuap-cuapnya lelah haha maapin saya ya kalau ada yg gak setuju sm pendapat2 nya. Memang kan pandangan kita sbg manusia emg beda2 ya syantiek...Mayan ya nulis nya 3 jem-an-___-
feel free to komengg ya bosq.