Sabtu, 01 September 2012

jatuh cinta diam-diam (chapter 1)


    “Kayaknya udah 6 tahun lebih gue kenal lo, gatau gue yang selama ini bego apa gimana…..tapi gue ngerasa lo beda banget”.
Kata-kata itu terus mengulang dipikiran dayu. Semacam kaset yang rusak. Dan kini ia sadar, ia sedang ada dalam masalah besar.
‘tring’
‘tring’
‘tring’
    “duhelaaaah”   dengan amat gontai,tangan dayu pun mencoba meraih  blackberry yang terletak diatas meja. Yang sejak tadi berbunyi, menyiratkan beberapa pesan yang telah masuk.
    ‘sayang banguuuuun!!’
‘PING!!’
‘PING!!’
    ‘pasti belum bangun deh seperti biasa, hehe kebooo :p tapi jadi kangen deh sama kebo :*’
        Setelah meliat hp nya beberapa detik, dayu pun meletakannya lagi diatas meja kamarnya yang terlihat berantakan penuh dengan semua barang-barangnya yang jarang ia rapihkan. Dayu sengaja tidak langsung me- read  bbm itu, ia hanya membaca lewat chat-history.
Karna saat ini dia sedang tidak ingin bersayang-sayangan dengan anta, Pacarnya yang telah hampir 3 tahun menjalin hubungan bersama dayu.
     “huffhh sory ya ta”  gumam dayu sambil bernafas panjang dalam hati.

      Anta ialah mantan ketua himpunan di tempat dayu berkuliah. Satu jurusan, yaitu teknik geologi. Dayu yang notabennya adalah anak yang tidak bisa diam, selalu senang kesana-kemari, senang tantangan dan sesuatu yang baru merasa beruntung disetujui oleh keluarganya untuk masuk jurusan itu.
Walaupun tidak jarang juga banyak yang khawatir kalau-kalau terjadi apa-apa terhadap dayu, karna kepribadian dayu yang cuek, serampangan dan suka semaunya sendiri.
     “alah paling juga sekali dua kali naik gunung, udah kecebur jurang dia”
Begitulah prediksi orang-orang tentang keputusan pertama dayu untuk masuk ke jurusan itu.

      Dayu bertemu dengan Anta pada waktu dayu pertama kali ikut ospek jurusan. Anta adalah seorang laki-laki cool penuh wibawa,sang ketua himpunan pada waktu itu. Sementara dayu adalah seorang mahasiswa baru yang selalu  dikerjai oleh senior-senior nya karna terkenal dengan julukan si  ‘sasaran empuk’ pada waktu itu.
       Anta mengaku, dari pertama kali bertemu, ia sudah penasaran dengan dayu. Karna dayu unik, punya gaya sendiri, cuek, dan ga pernah takut kalau dikerjai senior walaupun kadang ia kerap bersikap bodoh.
Dayu sendiri pun kaget setengah mati ketika suatu hari setelah 8 bulan dilantik menjadi mahasiswa baru, di malam keakraban, seorang ketua himpunan mendatanginya dan membawakan beberapa potong cupcakes yang bertuliskan ‘handayu kinanti, would you be mine?’
Dan seketika itu seluruh peserta makrab pun sontak melingkari mereka, seolah sudah direncanakan.
     “aku tau kamu pasti kaget banget day…maaf ya selama ini aku ga berani deketin kamu secara terang terangan….tapi tanpa kamu sadar, aku udah suka sama kamu dari aku liat kamu pertama kali di aula besar. Aku merhatiin kamu terus”
Sontak tanpa mampu berkata-kata dayu pun terdiam.warna pipinya tak mampu menyembunyikan perasaan terbakar malu di wajahnya.
     “please....sorry if I’m freakin you out, day. Tapi kayaknya kamu harus jawab sekarang sebelum kompor gas yang ada di pipi kamu meledak hihi” pinta anta sambil terkikik melihat ekspresi wajah dayu yang begitu malu dan salting.
Dayu hanya bisa mengangguk, menggumam lirih “iyaah” . Lalu anta mendaratkan satu kecupan di pipi dayu juga sebuah pelukan erat. Seketika membuat euphoria tepuk tangan riuh para peserta makrab yang mendapat tontonan gratis di malam itu.
     Begitulah….. hingga 3 tahun sudah mereka menjalin hubungan. Semua begitu baik, berjalan sempurna,  sampai pada suatu hari…..memory itu datang lagi, mencoba mengusik….

4 tahun yang lalu….

     “MONYET LOOOO !!!! MANA SEPATU GUEE?!!!aaaaaaaa”
Suara nyaring pada jam istirahat seperti ini sudah menjadi rutinitas akrab para penghuni kelas IPA3 setiap harinya.
     “hahaha cengeng.manja.cari dong ampe dapet!di genteng kali haha makanya jangan suka copot-copot sepatu kalo lagi nulis. kudisan sih wakakak”
Yak, perdebatan seperti ini pasti memakan korban. Tak lain tak bukan adalah dayu yang selalu saja berkali-kali dikerjai oleh sahabatnya, Piko.
     “plis istirahat udah mau abis nih gila lo ntar masa gue pake sepatu sebelah sebelah gini huaaaah”
Mohon dayu yang sibuk bolak balik koridor sekolah  dan sekitaran kelas untuk mencari sebelah sepatunya yang sedang disembunyikan. Piko pun hanya tertawa meledek kemudian pergi berlalu begitu saja meninggalkan dayu
     “payah!pake wangsit makanya nyarinya haha emang udah kodrat lo jadi korban nyet haha!! laper nih kantin ye gue byeeee”
     “KAMPREEEEETTTTT!!!!!!” dan kejar kejaran antara dayu dan piko pun kembali terjadi.

      Dayu dan piko telah lama bersahabat. Mereka bukan hanya sekedar musuh besar yang hampir setiap hari bertengkar dan mengejek satu sama lain. Melainkan seperti sari bunga dengan sang lebah, yaitu adalah simbiosis mutualisme yang saling melengkapi. Hampir setiap hal dari mulai musik,film,buku,bahkan penilaian terhadap orang lain pun mereka punya selera yang sama.
Kecuali kesukaan dayu terhadap anpanman.
     Kata piko : “anpanman itu bentuknya ga kece sama sekali. Malah mirip om-om botak pake blush on” .  Apapun itu, dayu tetap bersikukuh kalau kartun kesukaannya itu tetap juara.
    “like the best superhero I ever known nyeeeeet pala-nya aja bisa dimakan, elo ga tau apa apa diem aja!” begitulah pembelaan dayu jikalau piko sudah mulai mengejek selera kartunnya itu.
     
      Persahabatan mereka dimulai ketika dayu dan piko menjadi teman sekelas sejak duduk di bangku kelas 1 SMA. Mereka dan seluruh teman sekelasnya sering melakukan aktivitas bersepeda ketika sedang weekend. Namun kebiasaan itu tidak berjalan lama karena seiring berjalannya waktu, mereka punya urusan masing-masing yang menurut mereka lebih penting. Yang tetap setia hanya dayu,piko,lexa,dan ocha.
Lama kelamaan Dayu dan piko pun merasa nyaman seperti kakak dan adik. Mereka bisa bercerita apa saja, bertukar pikiran dari masalah lirik lagu sampe ke masalah komedo di wajah. Walaupun banyak teman-teman sekolah mereka terutama perempuan yang iri dengan dayu, Karna kedekatannya dengan piko.

      “ya emangnya kenapa gitu??? Piko tuh otaknya korslet iyuuh najis bgt!!3 taon gue sekelas mulu sama dia mati rasa caaa!mikir apasih tuh cewe-cewe yang  pada suka sama dia?!” oceh dayu kepada oca sewaktu sedang mengobrol di kantin sekolah.
       Sambil menyeruput segelas jus jeruk dingin pun ocha mengelak  “hahaha sok nutup mata deh lo day. Siapa sih yang ga tau piko?ha?! tetep aja day dia itu penyanyi paling kinclong dan bersuara dewa di sekolah ini. Ya walaupun kelakuannya ga jauh beda sama lo…..seenggaknya kasta dia lebih tinggi dari lo! Gak heran deh cewe-cewe pada ngiri karna lo tiap hari deketan mulu ama dia”
      “emangnya…..sshhhh haaah….kelakuan gua kenapah?” Tanya dayu yang sedang fokus pada mangkok bakso urat berisi kuah berwarna colkat pedas campuran cabai,kecap dan sedikit cuka yang ia racik sendiri.
      “SOALNYA LO MAHLUK ANTAH BERANTAH HAHAHAHA” celetuk piko yang tiba-tiba datang merebut mangkok bakso dayu sambil berkata “bagiiiikkk!”
      “HARPIKO HANDOYOO IH!!!! apaan sih lo gapunya adat!” ucap dayu sewot yang kemudian diikuti dengan perang ‘toyor-toyoran’ antara mereka berdua.

Hari pun cepat berganti ketika mereka baru saja dinyatakan lulus dari SMA…..

Handphone dayu berdering…
     “hallo?”
     “day!!!dayu!!!handayu!!!”  teriak seseorang dari sebrang telfon.
     “ha?duh gue salah ngeliat contact di screen hp gue atau apa sih nih?” celoteh dayu bingung.
Suara itu pun menjawab “duh lo ngomong apa sih day?gak gue ga ngerti.udah apa jangan pake bahasa planet dulu gue punya kabar gembira nih!!!”
     “piko?ini piko?” Tanya dayu yang masih bingung.
     “bukan. Ini pak kusir!ya iyalah piko!begi!”
     “hahahahahaha abisan tumben banget lo manggil gue bener. haha kenapa nyet?”
     “iya gue seneng banget day seneng!parah!lo tau apa??tebak!” jawab piko yang terdengar sangat excited.
     “hem kucing nenek lo sekarang mata nya ilang satu.lo congkel gara-gara berisik kawin mulu.terus sekarang dia mau minggat jadi bajak laut” jawab dayu dengan nada mengeja yang berharap akan terdengar lucu.
    “haha ga kreatip ah…hem day……gue….gue….GUE KETERIMA ITB LEWAT JALUR UNDANGAN DAYYYY”
    “ha ha ha spontan uhuy deh lo! itb mana ada jurusan gali kubur.hahak mau coba coba boongin gue lo?” cela dayu santai.
    “gue ga lagi becanda day. Ini serius. Gue keterima di industri. Gue balik 3 minggu lagi dari aussie liburan keluarga gue belom kelar, abis itu 1 minggu kemudian gue harus udah masuk kuliah. Matrikulasi dulu ya lo tau lah… ayo day semangat ya tes PTN nya, semoga kita bisa sekampus, kalo bisa sekelas lagi. Biar gue ga susah-susah ngejangkau elo yang suka kumat dijalan hahahaha”
      Penjelasan panjang dari piko lewat telfon antar negara itu membuat dada dayu seketika bergemuruh kencang. Kepala dayu mendadak pusing. Ia tidak tahu hal apakah yang sedang menyerangnya tetapi dia tau bahwa dia pasti akan kehilangan piko jika dirinya tidak mampu masuk di universitas yang sama seperti piko. Seketika itu air dipelupuk matanya mengembang…..


     Prediksi dayu pun benar adanya. Dia tidak lolos seleksi PTN, dan mau tak mau harus meneruskan kuliah swasta di Jakarta. Hal ini sungguh menakutkan bagi dayu.
Yang paling menakutkan adalah jauh dari piko dalam jangka waktu yang sangat lama. Beberapa hari ini dadanya seperti sering terasa sesak, mimpi mimpinya selalu buruk dan selalu berhubungan dengan piko, jauh didalam hatinya dia tak mau kehilangan piko yang hampir setiap hari dekat dengan dirinya. Walaupun hanya dengan jarak Jakarta-bandung yang dapat ditempuh dengan hanya 2 jam.
Ini membuat dayu bingung. Tanpa sebab yang jelas, kini seakan ia dapat merasakan sendiri isyarat hatinya. Yang seakan baru tersadar….jika selama ini dia telah membohongi dirinya sendiri….dia telah jatuh jauh kepada rasa. Rasa sayang dan suka lebih dari sekedar sahabat……piko…..
Dayu pun memutuskan untuk menghubungi piko sebelum piko pindah ke bandung.
    “monyet, lo besok udah ke bandung ya? Hem mau ketemu ga? Itung itung noyor lo terakhir kali haha”
Sms terkirim.
Beberapa menit kemudian handphone dayu pun berbunyi menyiratkan ada pesan baru.
New message from piko.
    “hahaha perpisahan ye ceritanya. Boleh boleh nyet. Ada yang mau gue kasih tau juga nih ke elo. Besok kita janjian di ohlala bintaro ya jam 7. Jangan ngaret lu kurap!”
     Tak tinggal diam, dayu langsung meloncat dari atas kasurnya. Dia ingin mempersiapkan sesuatu yang special untuk piko.
Setelah mengoprek-oprek isi kamarnya, dayu mendapat sekotak cd-rom kosong, kotak kado, beberapa lembar foto dirinya dengan piko yang dari dulu sengaja di simpan oleh dayu. Rencana nya dayu ingin membuat kumpulan lagu-lagu favoritnya dan piko. Ia ingin meninggalkan kesan yang dapat dikenang.
Cd itu pun diletakan didalam kotak putih lalu dibungkus kotak kado berbentuk kubus dua warna yaitu ungu-dan biru. Pitanya berwarna merah darah, dan didalamnya juga diselipkan sebuah surat dari karton kayu yang agak tebal. Surat itu berisikan foto-foto mereka yang telah dayu hias dan tata dengan rapih, dan sebaris kata-kata kecil….
                          ‘jangan jauh-jauh!! ’

       “ke bintaro lewat bogor dulu mas?sejam lebih ye gue nungguin lo disini kampret!” protes dayu terhadap piko yang baru saja datang dan sedang bersiap untuk duduk.
       “haha sory lek, tadi gue abis anter nyokap abis dari mayestik dia tadi. Bytheway, kenapa lo haha tumben ngajak ketemuan, bakal kangen ye sama gue hahaha” jawab piko yang baru akan bersiap untuk duduk.
      “yeee najis geer abis. Hem biasa aja sih…hem eh itu…emmm ya gapapa lah support lo buat kuliah perdana haha. Kalo gue sih masih lama masuknya” bantah dayu dengan bicaranya yang sedikit berdehem.
      “wah thanks loh. Eh iya, day ada sesuatu yang pengen gue kasih tau ke elo” mendadak piko pun menjadi serius.
     “em apaan?”
     “selama ini kan kita jomblo ngenes nih day haha, kisah cinta gue selalu karam haha ya lo tau lah selama ini paling gue cuman deket-deket doang sama orang tapi gapernah jadian”
     “iya gue tau..terus?”
     “iya….hem right now…I think...... I'm fallin nih.... hahaha apaansih gue alay ya?”
     “sama siapa?” sejujurnya dayu saat itu sangat deg degan. Dia tidak menyangka bahwa piko saat ini sedang jatuh cinta kepeda seseorang. Di lubuk hatinya yang paling dalam, dia berharap wanita itu adalah dia.
     “nih gue certain dulu ya… jadi gini, sebenernya gue udah suka sama ini cewe dari agak lama. Gue kagum sama dia, dia satu satunya cewe yang bisa ngebuat gue tertarik bgt. Dia itu…something precious lah menurut gue. Dan dia itu selama ini deket sama gue, baru sekarang gue bisa bilang ke dia kalo gue suka sama dia…dia….”
Belum selesai piko bicaara, dayu langsung memotong dengan setengah berteriak
    “siapaaaaaa?siapaaaa?????”
    “haha sabar dong day....dia itu………..lo pasti kenal bgt deh! khatam malah”
    ya siapa monyeeeet?
    tebak dong!
    agggghhhhhh!!!!no idea !!!please!!!  pinta dayu yang terlihat amat sangat ingin tahu.
    hahahaha okeee. dia ituu.......emmm....dia itu..............
     ocha, day
Seketika itu dayu pun terdiam. Seperti ada bongkahan gunung es besar yang kini menghantam seluruh tubuhnya. 
     Piko pun meneruskan “dan lo tau apa day?hahaha gue udah jadian sama dia. Baru aja tadi pagi dia jawab lewat telfon. Sory day gue ga cerita duluan pas gue deketin dia beberapa bulan lalu, ya gue pengen ini privat aja dan kind of surprise gitu right? haha tapi gue seneng bgt parah!!!!”
     Bongkahan batu itu seakan semakin banyak berjatuhan menghantam dayu. Kini ia seperti beku dan tak mampu berkata-kata. Bagaimana bisa kebetulan yang sial ini menimpa dirinya. Ocha dan piko…..bagaimana bisa, pikir dayu.
    “oy day!!!ko lo bengong gitu sih?bytheway hari ini gue traktir deh sepuasnya!” ujar piko sambil melambaikan tangan kearah dayu yang masih diam terpaku. 
   Seakan rohnya baru kembali kedalam jasadnya, dayu pun cepat-cepat menjawab “eh iya! haha sory pik. Wah boleh boleh, tapi gue udah kenyang banget. Hem kayaknya gue gabisa lama-lama deh, nyokap tadi telfon katanya bsk mau diajak pergi pagi-pagi. Sory ya. Eh eniwei selamet!haha akhirnya!” jawab dayu dengan cepat dan dengan suara yang sedikit lirih.
    “loh kok gitu sih..….”
    “lo sih telat dateng tadi! Bye orang bandung!”
      Saat itu juga dayu terburu buru untuk pergi. Ia tak peduli dengan piko yang masih melongo keheranan melihat dayu tiba-tiba pergi. 
Dia tidak ingin lama-lama lagi disitu. Dia tidak dapat berpura-pura untuk biasa saja, tidak terjadi apa-apa sementara ia tahu jika hatinya telah runtuh dan hancur berkeping-keping.
    
      Langkah dayu telah gontai. Dadanya masih terasa bergemuruh, masih terasa sakit. Dayu tak dapat lagi membendung, ketika tetes demi tetes air turun dari pelupuk mata membasahi pipinya. Di dalam tas yang dibawanya, masih terdapat kado yang tadinya ingin ia berikan kepada piko. Tetapi niat itu urung ia lakukan. Ia tahu ini hal yang salah, jatuh cinta pada sahabat sendiri. Pikir dayu, mungkin ini memang sudah kehendak tuhan, untuk tidak memilih ia bersama piko. Mungkin piko memang lebih baik bersama ocha.  Perempuan baik, cantik, dewasa, pintar, yang kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan dayu.
Dibawah redupnya cahaya bulan, wajah dayu yang basah karena air mata pun seakan memohon. Memohon agar dia dapat segera melupakan semuanya……terlebih jatuh cinta diam-diamnya terhadap piko….

Bersambung ke chapter 2 ~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar